ABSTRAK
PENDEKATAN STM
EVANIS DESVITA
Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Sumatera Barat
E-mail. Vhita.v@gmail.com
Penemuan
teknologi membawa dampak pada lahirnya konsep, teori, serta hukum sains.
Begitupula konsep sains, teori serta hukum yang dikemukakan oleh ilmuwan
membawa dampak pada penemuan teknologi. Sains Teknologi Masyarakat adalah untuk
menyediakan siswa koneksi yang nyata dengan kelas dan masyarakat sehingga tepat
untuk mempersiapkan peserta didik ketika berhadapan dengan berbagai
perkembangan sains dan teknologi di lingkungannya. Program S-T-M memiliki
karakteristika yaitu, identifikasi masalah-masalah setempat/lokal yang memiliki
kepentingan dan dampak, penggunaan sumber daya setempat/lokal (manusia dan
benda) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah,
keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari,
penambahan/perpanjangan belajar di luar kelas dan sekolah, fokus kepada dampak
dari sains dan teknologi terhadap siswa, suatu pandangan bahwa konten sains
bukan hanya konsep-konsep yang harus dikuasai siswa dalam tes, penekanan dalam
keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakannya dalam memecahkan masalah,
penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi,
kesempatan bagi siswa untuk mencoba berperan sebagai warga negara atau anggota
masyarakat dimana ia mencoba untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentifikasi,
identifikasi dampak sains dan teknologi di masa depan, kebebasan atau otonomi
dalam proses belajar. Untuk lebih mengaktualisasikan penggunaan pendekatan
S-T-M dalam pembelajaran, maka dilaksanakan dalam tahapan-tahapan, dimulai
dengan tahap inisiasi, tahap pembentukan konsep, tahap aplikasi konsep, tahap
pemantapan konsep, tahap pelaksanaan evaluasi.
Kata Kunci :
STM, Sains Teknologi Masyarakat, Ilmu, Pengetahuan, Pembelajaran, lingkungan,
Pendekatan STM.
I.
PENDAHULUAN
Kata pengetahuan dan teknologi begitu familiar dalam
kehidupan sehari-hari sehingga memunculkan akronim IPTEK dari Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Sedangkan sains merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,
science.
Didi Atmadilaga (Ponir Jaya, 1997 : 3) ilmu adalah akumulasi
pengetahuan yang telah disisteminasi dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga
memenuhi asa pengaturan secara sedural, metodologis, teknis, dan normatif.
Pengertian sains dibatasi hanya pada pengetahuan yang
positif, artinya yang hanya dapat dijangkau oleh panca indera kita. Pada
mulanya ilmu hanya berkaitan dengan alam, namun dalam pemaparan selanjutnya
akan dikemukakan bahwa ilmu dalam perkembangannya juga berkaitan dengan
masyarakat.
Seperti
yang diungkapkan oleh Prayekti (2001), penguasaan Iptek merupakan kunci dalam
abad 21 ini. Oleh karena itu, peserta didik perlu dipersiapkan untuk mengenal,
memahami, dan menguasai Iptek dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.
Upaya untuk mempersiapkan hal itu memang sudah dilakukan melalui pendidikan
formal yang sudah diajarkan sejak pendidikan dasar, sesuai dengan Undang-Undang
N0. 2 Tahun 1989 BAB I Pasal 1 :
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud
dengan :
1.
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang;
2.
Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
3.
Sistem
pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional;
4.
Jenis
pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya;
5.
Jenjang
pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran;
6.
Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu;
7.
Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan;
8.
Tenaga
pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan/atau melatih
peserta didik;
9.
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar-mengajar;
10.
Sumber
daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud
sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan
oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun
bersamasama;
11.
Warga
negara adalah warga negara Republik Indonesia;
12.
Menteri
adalah Menteri yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan nasional.
Banyak contoh menunjukkan kepada kita bahwa penemuan
teknologi membawa dampak pada lahirnya konsep, istilah, defenisi, proposisi, teori,
serta hukum sains. Begitupula bahwa
konsep sains, teori serta hukum yang dikemukakan oleh ilmuwan membawa dampak
pada penemuan teknologi (Didi Atmadilaga, 1997).
Oemar Hamalik (2001 : 235)
pemberdayaan teknologi dalam pengajaran merupakan pemberdayaan unsur kekuatan
luar yang mengakibatkan materi pengajaran, bukan ditentukan berdasarkan
keputusan kurikuler, melainkan keputusan bergantung pada guru.
Oemar Hamalik (2001 : 195) lingkungan merupakan dasar
pendidikan/pengajaran yang penting, bahkan dengan dasar ini dapat dikembangkan
suatu model persekolahan berorientasi pada lingkungan.
Penemuan teknologi ini berwujud terciptanya alat-alat baru
maupun penyempurnaan alat-alat lama. Penemuan maupun penyempurnaan alat ini
berdampak pula bagi penemuan dan pengembangan sains. Dengan demikian, kaitan
antara sains dan teknologi merupakan hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan. Begitupula dengan kaitannya dengan masyarakat, penemuan dan
pengambangan sains tersebut dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hampir setiap segi kehidupan kita
terkait dengan teknologi dan sains. Sejak bangun tidur di pagi hari kita
melihat jam dinding untuk mengetahui waktu dengan tepat agar kita tidak
terlambat melakukan kegiatan yang telah dijadwalkan. Jam dinding, pakaian, alat
transportasi adalah hasil kegiatan manusia yang ditujukan untuk mempermudah
kita dalam melakukan tugas sehari-hari. Teknologi lahir karena adanya kebutuhan
manusia dilingkungannya agar dalam melakukan kegiatan-kegiatan. Dengan kata
lain, kegiatan teknologi bermula dari adanya masalah-masalah yang sedang
dihadapi manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan dan alamnya. Di lain
pihak, sains berawal dari adanya sifat ingin tahu manusia dengan pengajuan
pertanyaan-pertanyaan tentang dunia kealaman (natural world).
II.
PERMASALAHAN
Gaya
pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk senantiasa teks book juga
telah mematikan kreativitas peserta didik. Meminjam istilah yang dikemukakan
oleh Djohar, selama ini peserta didik diajarkan untuk terus-menarus menjadi
”pemulung” produk-produk ilmiah barat tanpa pernah diarahkan untuk mencoba
mengeluarkan produk-produk orisinil dari pikirannya sendiri. Peserta didik
tidak dibiasakan untuk mengkonstruksi sendiri bangunan pengetahuan berdasarkan
pengetahuan yang telah didapat sebelumnya dan atas pembacannya terhadap
realitas yang ada di sekelilingnya. Kondisi ini telah menyebabkan ”kematian” thingking
skills (keterampilan berfikir) yang
menjadi bagian dari konsep life skills (kecakapan hidup).
Melihat
kondisi yang cukup memprihatinkan tersebut, agaknya para pemerhati maupun
praktisi dunia pendidikan di Indonesia dituntut untuksegera melakukan upaya
perbaikan. Dalam hal ini, penulis mencoba mengangkat salah satu pendekatan
pembelajaran dalam IPA yaitu pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM).
Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara pembelajaran
IPA di dalam kelas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat yang
ada di sekitar peserta didik. Melalui pendekatan ini peserta didik juga dilatih
untuk membiasakan diri bersikap peduli akan masalah-masalah social dan
lingkungan yang berkaiatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
III.
PEMBAHASAN
Pendekatan (STM) Sains Teknologi
Masyarakat merupakan
terjemahan dari science technology and society approach (STS) yang merupakan
pendekatan pembelajaran, dikembangkan berdasarkan pada filosofis
kontruktivisme. Pendekatan pembelajaran tersebut telah berkembang pesat di
Amerika dan Inggris sejak awal tahun 1970-an. Pendekatan
STM (Sains Teknologi Masyarakat) didasarkan pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 1990-an yang telah
diuji coba dan dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia. (http://pelangi.dit-pp.go.id)
Prayekti dalam
Safitri Yosita Ratri (2001 : 4) menyatakan bahwa pendekatan STM memungkinkan
siswa berperan secara aktif dalam pembelajaran dan dapat menampilkan peranan
sains dan teknologi di dalam kehidupan masyarakat.
Myers (Asyari : 2006) yang
menyatakan bahwa pendekatan STM efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep
dalam diri siswa dan dalam penerapannya di lapangan diharapkan dapat
menunjukkan kemampuan menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut para
tokoh lain bahwa pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran kontekstual yang dapat membantu siswa untuk membuat
pelajaran menjadi lebih berarti. Karena di dalam Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ini berkatain dengan kehidupan yang nyata, dimana dalam pembelajaran yang
bersumber dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) disini siswa memilik
perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh kepada
kemampuan menyerap dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa
lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami
perubahan lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio,
televisi dan film semakin menjangkau siswa ke semua lingkungan tersebut mendinamiskan
motivasi belajar.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang
memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi prsoes perubahan
perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
1.
Penerapan
STM dalam pembelajaran
a. Percepatan perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Percepatan
perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak memungkinkan bagi guru
bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori.
Untuk mengatasi hal-hal ini maka perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan
memproses semua fakta, konsep dan prinsip pada diri siswa.
b. Pengalaman intelektual, emosional
dan fisik
Pengalaman
ini dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal. Ini berarti kegiatan
pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada siswa memperlihatkan unjuk
kerja melalui sejumlah keterampilan memproses semua fakta, konsep dan prinsip
sangat dibutuhkan.
c. Penanaman sikap dan nilai sebagai
pengabdi
Hal ini
menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara memproses dan memperoleh
kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan mengarahkan siswa pada
kesadaran keterbatasan manusiawi dan keunggulan manusiawi, apabila dibandingkan
dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (Dimyati dan
Mudjiono, 2006 : 135 – 138).
Menurut
Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) ada empat macam penerapan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dala pembelajaran yaitu:
1.
Menyadari hubungan yang kompleks
antara ilmu, teknologi dan masyarakat
2.
Mengerti dan mampu mengadaptasikan
diri dengan berbagai perubahan besar sebagai akibat perkembangan IPTEK serta
dampak-dampak bagi individu dan masyarakat.
3.
MAMPU membuat keputusan yang tepat
mengenai penggunaan teknologi dala masyarakat khususnya yang melibatkan
unsur-unsur sosial, seperti lingkungan, energi, kependudukan, bio genetika,
teknologi, maknan, transportasi dan lain-lain.
4.
Secara realistik dapat
memproyeksikan alternatif masa depan beserta konsekwensi positif dan
negatifnya.
2.
Keunggulan
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Menurut
Wahyudi, dkk dalam Munawarah (2004 : 7) ada beberapa keunggulan yang dapat
diperoleh dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu:
a.
Keunggulan
pendekatan STM jika ditinjau dari segi tujuan
-
Meningkatkan
keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping keterampilan proses.
-
Menekankan
cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
-
Menekankan
sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.
b.
Keunggulan
pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran
-
Menekankan
keberhasilan siswa
-
Menggunakan
berbagai strategi
-
Menyadarkan
guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber
informasi.
c.
Keunggulan
pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi
-
Ada
hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar
-
Perbedaan
antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga
diperhatikan.
-
Kualitas
efisiensi dan keefektifan serta fungsi program juga dievaluasi.
-
Guru
juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu siswa.
3.
Langkah
– Langkah Penerapan STM Dalam Pembelajaran
Ada bebrapa tahapan yang dapat
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM), yaitu: (www.dunia guru com.)
a. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi
dan eksplorasi) yang mengemukakan isu atau masalah aktual yang ada di
masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.
b. Dalam pembentukan konsep yang siswa
membangun atau mengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui observasi,
eksperimen, dan diskusi.
c. Tahap aplikasi konsep atau
menyelesaikan masalah yang menganalisis masalah atau isu yang telah dikemukakan
di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.
d. Tahap pemantapan konsep, di mana
guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
e. Tahap evaluasi penggunaan tes untuk
mengetahui penguasaan konsep siswa terhadap materi yang dikaji (www.dunia guru
com.)
4.
Problematika
Yang Dihadapi Dalam Pendekatan STM
Mitchener
& Anderson (1989) dalam Raja (2009), melaporkan hasil penelitian
tentang perspektif guru dalam penyusunan dan pelaksanaan sebuah pembelajaran
dengan pendekatan STM bahwa guru memiliki hambatan dalam penerapan pendekatan
ini dan menunjukkan kekhawatiran berupa ketidaknyamanan dengan pengelompokan, ketidakpastian
tentang evaluasi, , andfrustrasi tentang populasi siswa, dan kebingungan peran
guru. Hasil-hasil temuan tersebut akan berguna dalam menyelenggarakan program
pengembangan guru.
Kekhawatiran
terhadap konten dapat terjadi karena persentasi waktu yang rendah bagi peran
guru dalam transfer pengetahuan kepada anak. Guru lebih banyak berperan dalam
mengarahkan pengetahuan anak pada upaya penemuan masalah dan konseptualisasi
berdasarkan disiplin ilmu. Penanaman konsep lebih banyak dilakukan pada
momen-momen tertentu secara tepat, sehingga memiliki tingkat retensi yang lebih
lama.
Bagi
sekolah dengan populasi siswa yang tinggi dalam kelas, dapat menjadi masalah
tersendiri bagi guru. Jika kelompok yang dibentuk dalam kelas banyak, guru akan
kewalahan dalam pendampingan kelompok dan pembimbingan kajian masalah.
Sedangkan ketika kelompok dikurangi (populasi dalam kelompok tinggi)
konsekuensinya dapat terjadi peran yang tidak efektif bagi anak. Sehingga
penggunaan pendekatan STM, harus dirancang untuk melibatkan pihak lain dalam
proses pembelajaran.
Kompleksitas
masalah dan sumber informasi yang dapat terlibat dalam pembelajaran STM, harus
dapat disikapi secara profesional oleh guru. Ketepatan masalah yang dipilih
oleh siswa untuk dikaji sangat ditentukan oleh peran guru dalam mengekspose
fakta-fakta. Penentuan prosedur analisis dan sumber data yang akurat,
memerlukan bimbingan dan arahan dari guru. Demikian pula, dalam hal kajian data
dan konseptualisasinya dibutuhkan peran guru dalam memberikan klarifikasi dan
penguatan atas hasil-hasil kerja dari tiap kelompok.
Kompleksitas
masalah dan sumber informasi juga berimplikasi pada beragamnya fokus anak dalam
mengkaji konsep pengetahuan. Konsekuensinya, dibutuhkan kecermatan dalam
menyusun alat evaluasi terutama pada domain penguasaan konsep. Penggunaan alat
penilaian yang variatif, dapat meningkatkan akurasi data yang dibutuhkan dalam
mengevaluasi perkembangan anak.
Hambatan
lain dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa belum terbiasa untuk berpikir
kritis dan belajar mengambil pengalaman di lapangan, sehingga dibutuhkan
kesabaran dan ketekunan guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam
pembelajaran. Untuk menerapkan pendekatan ini, peranan guru dimulai dari
perencanaan pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, motivator
dan pembimbing. Pendekatan STM menuntut kompetensi pedagogik, kompetensi
professional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang baik.
IV.
PENUTUP
Pendekatan STM pada hakekatnya dimaksudkan untuk
menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya informasi ilmiah
dalam dunia pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam kehidupan siswa
sehari-hari sebagai anggota masyarakat.
Implementasi pendekatan STM, dapat dilakukan melalui empat
fase yaitu invitasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan dan solusi, dan
mengambil tindakan.
V.
DAFTAR
PUSTAKA
Admadilaga Didi.
1997. Penerapan Filsafat ilmu.
Bandung : Pionir Jaya.
Hamalik Oemar.
2011. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara.
http://www.sarjanaku.com/2011/pendekatan-stm-
sains- teknologi. html, Hari Sabtu pukul 09.00 WIB.
http://www. Blog Guru SMPN 1 Kikim Barat Kabupaten Lahat. Macam-macam pendekatan pembalajaran. Hari Jumat pukul 14.00 WIB.
Sabar Nurohman, S.Pd.Si. Pendekatan Sains-Teknologi - Masyarakat (Stm) Dalam Pembelajaran Ipa Sebagai Upaya Peningkatan Life Skills Peserta Didik. Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Usmadi. 2011. Buku Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi.
Padang Panjang: Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Yosita Ratri Safitri. Pendekatan
Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) bagi Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar. PGSD FIP UNY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar